Nak, kedewasaan seseorang dalam beragama tidak bisa di ukur dari seberapa rajin dia ke mesjid, tidak bisa diukur dari seberapa sering dia tahajud, seberapa sering dia dhuha, seberapa sering dia mengkhatamkan Al-Qur’an, seberapa sering dia haji, seberapa sering dia umroh.

Tapi di ukur dari seberapa besar tingkat kedewasaan yang sudah dia capai, yang itu semua terwujud dengan mengamalkan ilmunya, salah satunya AKHLAQ.

Ada orang yang rajin shalatnya, bahkan sampai kapalan, akan tetapi keras hatinya, tidak bersahabat, senyum saja susah, bahkan tidak suka kepada orang yang berbeda sudut pandang dengan dirinya.

Alangkah banyak manusia yang menjaga diri dari perbuatan maksiat, namun lidahnya ‘menyembelih’ kehormatan orang-orang yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Dia tidak peduli dengan apa yang sedang ia ucapkan. La haula wa la quwwata illa bilahil-‘aliyyil-‘azhim.

Iman, aqidah dan akhlaq harus beriringan, nak.

Bapak (via gsatriaandika)

Leave a comment